LEARNING
Ø Pengertian Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan manusia untuk belajar terhadap perilaku baru.
Ø Pengertian Learning
Learning/belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat menetap sebagai akibat adanya pengalaman atau latihan.
Ø Kriteria dalam belajar:
· Membawa perubahan seperti perilaku, sikap, emosi, motivasi,dll
· Belajar dapat bertahan lama dan relative tetap
· Belajar terjadi melalui pengalaman dari observasi dan latihan
Ø Teori Learning
· Classical Conditioning
· Operant Conditioning
· Observational Learning
Ø Classical Conditioning
· Tokohnya yaitu Ivan P. Pavlov (1849-1936)
· Dengan percobaannya yang menggunakan anjing yang dimasukkan kedalam ruangan/lab kemudian diukur jumlah air liur yang dikeluarkan dengan dibunyikannya bel
Ø Komponen Classical Conditioning
· US (Unconditioned Stimulus)stimulus/rangsang yg secara konstan/pasti akan merangsang (memunculkan) respon. Contoh :Makanan à otomatis keluar air liur
· CS (Conditioned Stimulus)Stimulus yg merangsang “perhatian”,tetapi tdk merangsang respon. Contoh :Bel
· UR (unconditioned Respon)Respon yg dirangsang oleh kehadiran USContoh :Makanan àair liur
· CR (Conditioned respon)Respon yg sama dengan UR,tetapi merupakan hasil proses Conditioning.Contoh :Bel à air liur
Ø Dari percobaan yang dilakukan oleh pavlov tersebut, bahwa tingkah laku yang benarnya tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-refleks yang terjadi setelah adanya proses kondisioning diamana refleks yang tadinya dihubungkan dengan rangsang-rangsang tak terkondisi lama-kelamaan dihubungkan dengan rangsang terkondisi.
Ø Hukum-Hukum Belajar
· Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
· Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
Ø Prinsip Classical Conditioning
· Extinction : Melemahnya dan pada akhirnya menghilangnya, respons yang telah dipelajari ; dalam kondisioning klasik ini terjadi ketika stimulus terkondisi tidak lagi dipasangkan dengan stimulus tidak terkondisi.
· Spontaneous recovery : tampil kembalinya respons-respons yang telah dipelajari setelah tampak hilang atau mengalami extinction. Contoh : bila bel dibunyikan kembali di hari berikutnya, anjing mungkin akan mengahsilkan liur selama beberapa kali dan hal ini menjelaskan mengapa menghilangkan respons-respons terkondisi sepenuhnya biasanya membutuhkan lebih dari satu sesi extinction.
· Conditioning tingkat tinggi : merupakan sebuah prosedur dimana stimulus netral menjadi stimulus terkondisi yang telah lebih dahulu terbentuk. Contoh : misalnya anjing telah belajar untuk menghasilkan liur setiap kali melihat piring makanannya.
· Generalisasi Stimulus : terjadi ketika stimulus yang menyerupai stimulus terkondisi menghasilkan respons terkondisi. Contoh: ketika anjing dikondisikan untuk berliur ketika mendengarkan nada C pada sebuah piano, anjing bisa saja berliur pada nada D, yang satu nada lebih tinggi dibandingkan C, bahkan ketika Anda tidak memasangkan nada D dengan makanan.
· Diskriminasi stimulus : terjadi ketika stimulus yang serupa dengan stimulus terkondisi gagal memicu respon terkondisi. Contoh : Anjing telah dikondisikan mengeluarkan liur pada nada C pada sebuah piano dengan cara berulang kali memasangkannya dengan makanan. Kemudian Anda memainkan sebuah nada C pada gitar, tanpa diikuti oleh makanan (tetapi Anda terus menyajikan nada C pada piano dengan makanan). Maka hasilnya anjing akan belajar untuk menghasilkan liur pada nada C piano dan tidak berliur pada nada yang sama yang dimainkan pada sebuah gitar. Artinya anjing dapat membedakan kedua bunyi tersebut.
Ø Operant Conditioning
· Tokohnya yaitu B.F Skinner (1904 – 1990)
· Disebut Instrumental Conditioning karena tingkah laku yg dilakukan sebagai usaha mendapatkan Reinforcement sehingga tingkah laku tersebut dimasa yg akan datang akan diulangi lagi.
· Dalam instrumental conditioning, tingkah laku yang muncul akan dibarengi (contingent) dengan kehadiran Reinforcement
Ø Konsekuensi Perilaku
· Sebuah konsekuensi netral tidak akan meningkatkan ataupun menurunkan kemungkinan terjadinya perilaku di masa yang akan datang.
̵ Bila pegangan pintu mengeluarkan bunyi setiap kali kita membuka atau menutup pintu, tetapi kita mengabaikan bunyi tersebut dan hal tersebut tidak berpengaruh pada kemungkinan kita untuk membuka pintu di masa datang, bunyi yang dihasilkan dianggap sebagai konsekuensi yang netral.
· Reinforcement memperkuat atau meningkatkan kemungkinan terjadinya respons di masa yang akan datang.
̵ Reinforcement dapat dikatakan sama dengan reward atau penghargaan. Misalnya ketika anjing mengharapkan makanan yang ada di meja, dan kemudian kita berikan potongan daging kepadanya, kemungkinan perilaku mengharapkan makanan ini akan semakin kuat.
· Hukuman (punishment) memperlemah respons tertentu atau mengurangi kemungkinan respons tesebut muncul di masa datang.
̵ Setiap stimulus atau kejadian yang tidak menyenangkan dapat saja menjadi sebuah hukuman. Bila anjing anda menginginkan potongan yang ada di sebuah piring, kemudian melarangnya dan membetak, maka kemungkinan munculnya perilaku mengharapkan makanan akan berkurang selama memutuskan memberikan potongan daging tersebut anjing tersebut.
Ø Reinforcement dan Punishment
· Reinforcement positif : prosedur memperkuat perilaku dimana respons diikuti oleh penyajian atau peningkatan intensitas stimulus yang memperkuat perilaku; sebagai hasilnya, respons ini semakin kuat dan semakin mungkin terjadi. Contoh : Bila Andi mendapat nilai yang baik setelah belajar yang keras, usaha Andi untuk belajar kemungkinan akan terus di pertahankan atau ditinggalkan.
· Reinforcement negatif : prosedur memperkuat perilaku di mana respons diikuti oleh penghilangan intensitas sebuah stimulus yang tidak menyenangkan; dan sebagai hasilnya, respons ini menjadi semakin kuat dan semakin mungkin terjadi. Contoh : Bila seseorang mengingatkan Anda terus menerus untuk belajar, dan kemudian ia berhenti menjadi begitu cerewet ketika Anda mengikuti sarannya, kemungkinan Anda untuk terus belajar meningkat karena Anda berusaha menghindari kecerewetan orang tersebut.
· Punishment Positif adalah kejadian suatu perilaku yang diikuti penyajian stimulus yang tidak menyenangkan dan membuat tingkahlaku yang tidak diinginkan tidak muncul kembali dimasa yang akan datang. Contoh : Pada kasus seorang anak wanita yang suka menampar dirinya sendiri. Saat wanita itu menampar dirinya sendiri, peneliti segera menerapkan/memberikan shok elektric singkat dengan menggunakan alat shok hand-held. (walaupun shok ini menyakitkan, tapi tidak membahayakan bagi wanita tersebut). Sebagai hasilnya, perilaku menampar diri sendiri pada wanita ini pun berkurang. Kasus ini merupakan contoh penerapan positif reinforcement karena painful stimulus (stimulus yang menyakitkan) segera diberikan saat wanita itu menampar dirinya sendiri, dan tingkah laku (menampar diri sendiri) berkurang sebagai hasilnya.
· Punishment negative adalah kejadian suatu perilaku yang diperkuat dengan penghilangan stimulus dan dan membuat tingkah laku yang tidak diinginkan tidak muncul kembali dimasa yang akan datang. Contoh : Pada kasus seorang anak yang suka menginterupsi (menyela/mengganggu) pekerjaan orang tuanya. Dengan menggunakan prinsip negatif punishment, maka cara untuk mengurangi/menghilangkan tingkah laku suka menginterupsi (menyela/mengganggu) ini adalah dengan menghilangkan beberapa penguat lainnya (yang disenangi anak dan tidak berkaitan langsung dengan tingkah lakunya) – seperti dengan tidak memberikan uang jajan atau larangan menonton TV – setiap kali anak melakukan interupsi (menyela/mengganggu) pekerjaan orang tua. Dengan begitu, anak akan mengurangi perilaku suka menginterupsi-nya. Kasus ini merupakan contoh penerapan negatif punishment karena stimulus yang memperkuat segera dihilangkan saat anak itu menginterupsi orang tuanya, dan tingkah laku (menginterupsi) berkurang sebagai hasilnya.
Ø Observational Learning
· Observational learning adalah seorang individu mendasari pengetahuannya dengan mengobservasi orang lain di dalam lingkungan
· Tokohnya yaitu Albert Bandura yang memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata efleks otomatis dan stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.
· Experimen dari Albert Bandura yang dinamakan dengan Experimen Bobo Doll
Ø Bobo Doll Eksperiment
· Eksperimen Boneka Bobo
Anak-anak menyaksikan model dewasa menunjukkan perilaku agresif terhadap boneka Bobo
· Tiga kondisi eksperimental:
§ Model itu dipuji.
§ Model itu dihukum.
§ Model tidak menerima konsekuensi untuk perilaku agresif.
Ø Elemen-elemen Observational Learning
· Atensi. Untuk belajar melalui observasi, kita harus memperhatikan. Dalam pengajaran, Anda harus memastikan bahwa siswa memperhatikan fitur-fitur kritis pelajaran dengan membuat presentasi yang jelas dan menggarisbawahi poin-poin penting.
· Retensi. Untuk meniru perilaku seorang model. Anda harus mengingatnya. Hal ini melibatkan representasi tindakan mdoel itu secara mental dengan cara-cara tertentu, mungkin sebagai langkah-langkah verbal.
· Produksi. Begitu kita “tahu” bagaimana perilaku seharusnya terlihat dan ingat elemen-elemen atau langkah-langkahnya, kita mungkin tetap belum dapat melakukannya dengan lancar.
· Motivasi dan Reinforcement. Teori pembelajaran sosial membedakan antara perolehan dan perbuatan. Kita mungkin memperoleh sebuah keterampilan atau perilaku baru melalui observasi, tetapi kita mungkin tidak melakukan perbuatan itu sampai ada motivasi atau insentif untuk melakukannya.Reinforcement dapat memainkan beberapa peran dalam observational learning.
REFERENSI :