A. EMOSI
Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian.
Emosi dapat ditunjukan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada
seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Emosi berasal dari bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti
bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak
merupakan hal mutlak dalam emosi. mengatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan
pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari
luar dan dalam diri individu, sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan
suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis.
1. Aspek emosi:
a.
Biologi
emosi
Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang
ukurannya sebesar satu kacang walnut dan terletak di batang otak. Orang-orang
yang cenderung merasa bahagia sistem limbiknya tidak aktif, sebaliknya sistem
limbic aktif ketika orang-orang merasa depresi, khususnya ketika mereka
memperoleh informasi negatif.
b.
Frekuensi
dan durasi
Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang
karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi yang terjadi,
tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.
c.
Rasionalitas Emosi
Emosi juga penting terhadap pemikiran rasional karena
emosi memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar.
dan kunci pengambilan keputusan yang baik adalah menggunakan pikiran dan
perasaan dalam suatu keputusan.
d.
Fungsi
Charles Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang
seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi juga sangat
berguna karena memotivasi orang untuk tetap bertahan hidup. Seperti
mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, dan
sebagainya.
e.
Klasifikasi
emosi
Salah satu cara mengklasifikasin emosi adalah
berdasarkan apakah emosi tersebut positif atau negatif. Emosi positif seperti
rasa gembira dan bersyukur, sedangkan emosi negatif seperti rasa marah atau
rasa bersalah. Emosi tidak bersifat netral karena menjadinetral berarti menjadi
nonemosiaonal. ( Fitriyah, Lailatul dan Jauhar, Mohammad., 2014)
2. Teori tentang emosi:
a.
Teori
James-Lange
Menurut teori James-Lange emosi merupakan hasil dari
kondisi fisiologis yang dipicu oleh stimulus di lingkungan. Emosi muncul
setelah reaksi fisiologis. Sudut pandang ini berpendapat bahwa emosi adalah apa
yang mendorong kondisi emosional. Lange terutama menekankan bahwa setiap emosi
seperti rasa marah hingga rasa senang dan bergairah memiliki serangkaian
perubahan fisiologis yang muncul seperti perubahan detak jantung, pola
pernafasan, keringat, dan respon lain. (King, Laura A., 2017).
b.
Teori
Cannon-Bard
Teori
yang menyebutkan bahwa emosi dan reaksi fisiologis terjadi secara simultan. Dalam teori Cannon-Bard tubuh
memainkan peran yang tidak terlalu penting . cannon berpendapat bahwa
emosi-emosi yang berbeda tidak dapat diasosiasikan dengan perubahan fisiologis
tertentu karena respons dari sistem saraf otonom terlalu menyebar dan lambat
untuk diperhitungkan bagi respon emosional yang cepat.
3. Emosi dan peraturan emosi:
Salah satu kekuatan paling penting yang memberi energi
dan mengarahkan perilaku kita, yaitu, emosi. Ketika suatu peristiwa membuat
kita bahagia, kita cenderung mencari keadaan yang serupa di masa depan. Ketika
suatu peristiwa membuat kita takut, kita termotivasi untuk meninggalkan keaaan
tersebut dan menghindarinya di masa depan. Kita harus mempertimbangkan emosi
apa dan bagaimana mereka memengaruhi kita. (Gleitman, 2011). Emosi adalah respon afektif (seperti
sukacita, kesedihan, kebanggaan, dan kemarahan), yang ditandai dengan
karakteristik terkait perubahan perilaku (bagaimana kita bertindak), pengalaman
subjektif (bagaimana kita merasa), dan fisiologi (bagaimana tubuh kita
merespon). (Gleitmen, 2011).
Peraturan emosi
terbagi menjadi dua (Gross, 2001) :
a.
Penilaiaan
kembali yang bersifat positif
Penilaiaan
kembali yang bersifat positif suatu bentuk regulasi emosi di mana seorang
individu mencoba menurunkan respon
emosionalnya dengan mengubah makna situasi.
b.
Penekanan
Penekanan terjadi ketika seseorang mencoba untuk
mengurangi emosi yang dia tunjukkan di wajahnya atau tingka lakunya.Misalnya
alih-alih menangis saat menerima berita kekecewaan, seseorang mungkin menggigit
bibirnya dan memasang wajah pemberani.
4. Emosi dan Sistem
Syaraf Otomatis
Dalam krisis, divisi simpatik dari
sistem saraf otonom (ANS) memobilisasi tubuh untuk beraksi. Ini mengarahkan
kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon stres epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin (noradrenalin). Untuk memberikan energi, hati memberikan gula tambahan
ke dalam aliran darah. Untuk membantu membakar gula, respirasi meningkat untuk
memasok oksigen yang dibutuhkan. Denyut jantung dan darah ada peningkatan
tekanan. Pencernaan melambat, mengalihkan darah dari organ-organ internal ke otot-otot
Anda. Dengan gula darah yang digerakkan
ke otot-otot besar, bergerak menjadi lebih mudah. Pupil membesar, membiarkan
lebih banyak cahaya. Untuk mendinginkan tubuh, Anda berkeringat. Jika terluka,
darah Anda akan membeku lebih cepat. (Myers, David G. dan Dewall, C. Nathan,
2015).
Menurut
hukum Yerkes-Dodson, gairah memengaruhi kinerja dalam berbagai cara, tergantung
pada tugas, dengan rangsangan mengarah ke kinerja optimal (Yerkes & Dodson,
1908). Saat mengikuti ujian, itu menjadi agak terangsang — waspada tetapi tidak
gemetar karena gugup. Terlalu sedikit gairah (seperti ketika mengantuk) dapat
mengganggu. Dan, seperti yang akan kita lihat, gairah tinggi yang
berkepanjangan dapat membebani tubuh. Ketika krisis berlalu, divisi
parasimpatis ANS Anda secara bertahap akan tenang, karena hormon stres perlahan
meninggalkan aliran darah Anda. Setelah krisis Anda berikutnya, Pikirkan ini:
Tanpa usaha sadar, respons tubuh Anda terhadap bahaya sangat luar biasa terkoordinasi
dan adaptif — mempersiapkan Anda untuk bertarung atau melarikan diri. (Myers,
David G. dan Dewall, C. Nathan, 2015).
Gairah emosi seperti krisis pusat kendali, sistem saraf otonom membangkitkan tubuh dalam krisis dan menenangkannya saat bahaya berlalu. Pertimbangkan portofolio emosional yang luas dari insula, pusat saraf jauh di dalam otak. Insula diaktifkan ketika kita mengalami berbagai emosi sosial negatif, seperti nafsu, kebanggaan, dan kesal. Dalam pemindaian otak, ia menjadi aktif ketika orang menggigit beberapa makanan yang menjijikkan, mencium bau makanan yang menjijikkan, berpikir tentang menggigit kecoa menjijikkan, atau merasa jijik moral atas bisnis busuk yang mengeksploitasi janda suci (Sapolsky, 2010). Daerah multitasking serupa ditemukan di area otak lainnya. Ketakutan dan sukacita mendorong peningkatan detak jantung yang sama, tetapi mereka menstimulasi otot wajah yang berbeda. Selama rasa takut, otot-otot alis Anda tegang. Selama kegembiraan, otot-otot dalam pipi Anda dan di bawah mata Anda menarik senyum (Witvliet & Vrana, 1995).
Menurut Carroll
Izard (1977) ada 10 emosi dasar yaitu kegembiraan, ketertarikan, kejutan,
kesedihan, kemarahan, rasa jijik, penghinaan, ketakutan, rasa malu, dan rasa
bersalah. Kesombongan juga merupakan emosi ditandai dengan senyuman kecil.
Kepala agak miring kebelakang. Dan juga cinta merupakan emosi yang lebih
kompleks yaitu campuran dari rasa kegembiraan dan ketertarikan. emosi tidak
hanya mencakup fisiologi dan perilaku ekspresif tetapi juga pengalaman sadar
kita.(Myers, David G. dan Dewall, C. Nathan, 2015).
1. Marah
Apa yang membuat kita marah? Kadang-kadang kemarahan
adalah respons terhadap kelakuan buruk yang dirasakan seseorang, terutama
ketika tindakan seseorang tampak disengaja, tidak dapat dibenarkan, dan dapat
dihindari (Averill, 1983). Kemarahan dapat membahayakan kita seperti permusuhan
kronis dikaitkan dengan penyakit jantung. Kemarahan meningkatkan detak jantung
kita, menyebabkan kulit berkeringat, dan meningkatkan kadar testosteron
(Herrero dkk., 2010; Kubo dkk., 2012; Peterson & Harmon-Jones, 2012).
mengungkapkan kemarahan dapat menenangkan sementara jika itu tidak membuat kita
merasa bersalah atau cemas. Tetapi meskipun perasaan tenang sementara ini,
katarsis biasanya gagal untuk membersihkan kemarahan kita dan Lebih sering, mengungkapkan kemarahan
melahirkan lebih banyak kemarahan. (Myers, David G. dan Dewall, C. Nathan,
2015).
Cara
untuk mengelola kemarahan:
a. Menunggu
b.
Tenangkan
diri dengan berolahraga dan mencari teman ngobrol
c.
Menjauh
dari hal yang membuat anda marah
(Aarts
et al., 2010) Kemarahan tidak selalu salah, jika digunakan dengan bijak dapat
mengkomunikasikan kekuatan dan kompetensi. Kemarahan juga memotivasi orang
untuk mengambil tindakan dan mencapai tujuan (Myers, David G. dan Dewall, C.
Nathan, 2015).
2. Kebahagiaan
(Deneve, 2013;
Mauss, 2011) mengatakan bahwa orang yang bahagia merasa lebih percaya diri.
Mereka menikmati pengalaman masa lalu mereka dengan positif tanpa memikirkan
yang negative dan lebih terhubung secara sosial. Mereka hidup lebih sehat dan
hidup lebih bersemangat dan merasa puas. (dalam Myers, David G. dan Dewall, C.
Nathan, 2015).
(Stutzer & Frey,
2006) mengatakan jika kebahagiaan ini membantu orang-orang meramalkan
perjalanan hidup mereka. satu penelitian menunjukkan bahwa anak-anak 20 tahun
yang paling bahagia lebih cenderung menikah dan kurang cenderung bercerai. Dalam studi lain, ada ribuan mahasiswa dari Amerika Serikat
pada tahun 1976 dan melakukan tes ulang pada usia 37, siswa yang bahagia lebih
banyak mendapatkan uang daripada rekan-rekan yang kurang bahagia (Diener,
2002). Satu survei lebih dari 200.000 orang di 136 negara menemukan bahwa,
hampir di mana-mana orang-orang melaporkan perasaan lebih bahagia setelah
menghabiskan uang untuk orang lain daripada untuk diri mereka sendiri (Aknin,
2013).
No comments:
Post a Comment