Monday, December 2, 2019

Motivasi


B. MOTIVASI          
Motivasi adalah kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk bertindak, berpikir, dan merasakan. Perilaku yang termotivasi lebih berenergi, lebih terarah, dan lebih berarti. (King, Laura A., 2017).                                                          
Motif atau dalam bahasa Inggris “motive”, berasal dari kata movere atau motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. (Sarlito W. Sarwono, 2014) mengatakan bahwa dalam psikologi, istilah motif pun erat hubungannya dengan “gerak”, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga perbuatan atau perilaku. Motif dalam psikologi berarti juga rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu perbuatan (action) atau perilaku (behavior). Di samping istilah “motif”, dikenal pula dalam psikologi istilah “motivasi”. (Sarlito W. Sarwono, 2014) mengatakan bahwa motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang merujuk kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, perilaku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada tindakan atau perbuatan. Misalnya, seseorang yang baru lulus universitas dan sedang mencari pekerjaan. Dia akan sangat bermotivasi dalam mencari pekerjaan. Dia rajin membaca iklan lowongan kerja, rajin menulis surat lamaran, dan ketika ada panggilan untuk mengikuti wawancara ia akan bangun pagi-pagi sekali, mandi, bersiap-siap dan segera berangkat agar tidak terlambat. Sementara itu motifnya sendiri untuk mencari pekerjaan adalah untuk membantu orang tuanya yang sudah pension, di samping ia ingin belajar mandiri.
1. Teori tentang motivasi:
a.       Pendekatan Evolusioner                                           
        Pendekatan evolusioner memperhitungkan peran insting dalam motivasi. Insting adalah pola biologi bawaan dari perilaku yang diasumsikan bersifat universal bagi suaitu spesies. Para psikolog evolusioner menekankan bagaimana motivasi manusia berakar pada sejarah evolusioner kita (Bolhuis dkk., 2011; Buss, 2012).  Karena pendekatan evolusioner menekankan pada pewarisan gen seseorang, teori ini berfokus pada area kehidupan yang terutama relevan dengan reproduksi, seperti perilaku seksual dan sebagainya. (King, Laura A., 2017).
b.      Teori pengurangan dorongan
Cara lain untuk mempelajari motivasi adalah melalui konstruksi dorongan dan kebutuhan. Dorongan adalah suaut kondisi tegangan yang tergugah yang terjadi karena kebutuhan fisiologis. Dan kebutuan adalah kekurangan yang memberikan energi pada dorongan untuk menghilangkan kekurangan yang ada. Teori penurunan dorongan menjelaskan bahwa ketika dorongan menjadi semakin kuat, kita termotivasi untuk menurunkannya. (King, Laura A., 2017).
2. Faktor yang mempengaruhi motivasi         
Motivasi seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal                                       
a.       Faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri individu yang terdiri atas:
1)      Persepsi individu mengenai diri sendiri
2)      Harga diri dan prestasi
3)      Harapan
4)      Kebutuhan
b.      Faktor eksternal yakni faktor yang berasal dari luar diri individu, yang terdiri atas:
1)      Jenis dan sifat pekerjaan
2)      Kelompok kerja dimana individu bergabung
3)      Situasi lingkungan pada umumnya
4)      Sistem imbalan yang diterima.
3. Sumber motivasi
Sumber motivasi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
a.       Intrinsik (berasal dari dalam diri individu)
Suatu perilaku dikategorikan didasari motivasi intrinsik bila alasan dari perilaku tersebut berhubungan langsung dengan fungsi perilaku tadi. Contoh: makan karena perut terasa lapar.
b.      Ekstrinsik (berasal dari luar individu)
Suatu perilaku dikategorikan didasari motivasi ekstrinsik bila alasan dari perilaku tersebut tidak berhubungan langsung dengan fungsi perilaku tadi. Contoh: makan karena menghargai tawaran dari tuan rumah, padahal perut tidak lapar.

No comments:

Post a Comment